Pesan Cheemew Fars

PESAN DARI Image and video hosting by TinyPic :

LIHAT, BACA, CATAT

MARI BERKARYA

Tunjukan kemampuan diri dengan menghasilkan karya nyata

NOW or NEVER

Senin, 24 Mei 2010

Awas Flu Burung!

WASPADA TERHADAP PENYAKIT!!!

AVIAN INFLUENZA


Avian Infuenza (AI) atau flu burung/unggas adalah penyakit pada unggas yang bersifat asimptomatis, menyebabkan kematian yang fatal dan sifatnya perakut,akut sampai medium akut yang disebabkan oleh virus AI famili Orthomyxoviridae. AI tergolong penyakit eksotik di Indonesia yang menyerang pada unggas dan bisa menyerang manusia (zoonosa).

Virus AI dibagi ke dalam subtipe berdasarkan permukaan glicoprotein haemaglutin (HA) 1-15 dan Neurominidae (NA) 1-9. Di antara subtipe tersebut yang bersifat virulen pada unggas dan manusia adalah H5 dan H7. Penggolongan menurut tipe bahwa AI tipe A menyerang pada unggas dan tipe B,C banyak terjadi pada manusia. Virus AI telah menmbulkan sindrom penyakit pada unggas berupa gejala pernafasan tipe ringan sampaifatal. Selain organ pernafasan juga mengganggu organ pencernaan dan sistem syaraf dan menimbulkan kematian sangat tinggi dan cepat hingga 100%.

Fakta Flu Burung :
Bersifat zoonosa, artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia
Di Indonesia sendiri telah ditemukan kasus positif terkena virus Flu Burung pada manusia, diantaranya pada bulan Juli 2005 di Kabupaten Tanggerang Provinsi Banten dengan 3 orang meninggal dunia (1 laki-laki dewasa & 2 anak perempuan). Tahun 1997 di Hongkong juga pernah dilaporkan 2 orang meninggal yaitu pada anak laki-laki. Tahun 2004 di Vietnam 8 orangmeningal, dan di Thailand 2 orang meninggal
Virus Flu Burung tersebar di seluru dunia, burung-burung liar yang selalu bermigrasi diduga mempunyai peranan penting dalam menyebarkan virus antar negara.

Sumber Penularan Flu Burung :
Hewan sakit
Pakan ternak, alat peternakan, box telur dan feces/kotoran yang tercemar
Orang/pekerja dan kendaraan yang keluarmasukpeternakan
Burung-burung liar yang tidak menunjukkan gejala klnis
Penularan Flu Burung pada Hewan :
Mekanisme penularanvirs influenza dari unggas terinfeksi ke unggas lain secara rinci belum diketahui secara past, namun kontaminasi air oleh virus yang terkandung daam cairan pernafasan, feces unggas yang tertlar diduga sebagai metoda penularan yang lazim. Udara yang terkontaminasi feces unggas tertular juga dapat menyebabkan virus.

Penularan Flu Burung pada Manusia :
Penelitian awal pada manusia ternyata ada beberapa subtipe virus influenza ungas yang dapat melakukan replikasi (perbanyakan partikel) di daam tubuh manusia. Hanya saja tidak sampai mengakibatkan kasus yang fatal. Ledakan kasus flu burung pada manusia di Hongkong yang sampai mengakibatkan kematian mungkin disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan, model perdagangan unggas dan kepadatan populasi manusia di sana. Atau kasus yang terjadi lebih disebabkan adanya mutasi (berubah menjadi lebih ganas dari flu burung pada manusia setelah melalui ternak babi/kuda.

Tanda-Tanda Flu Burung Pada Hewan :
Pengamatan klinis pada ayam : Inkubasi beberapa jam 7 hari, lumpuh, lesu, muka bengkak, konjunctivitas, ngorok, anoreksia, jengger dan pial kebiruan, pendarahan sub kutandan ptechie pada daerah dada dan kaki.
Pathologi Anatomi : Pendarahan trache, pankreas, peradangang usus, hati, limpa, ovarium, ptechie pada alat jaringan lemak, proventriculus.
Hispatologi : Enchephalitis, trachetis dan proventriculitis, pendarahan interstitial pada otot dan hati, necrosis pada hati dan ovarium, oedema pada kaki.

METODA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

Peningkatan Biosekuriti :
Pertahanan pertama dengan mencegah semua kemungkinan kontak dengan peternakan yang tertular :
Membatasi secara ketat lalu lintas material kontaminasi (hewan/unggas, produk unggas, pakan, feces, litter)
Membatasi lalu lintas orang/pekerja dan kendaraan yang keluar masuk peternakan
Mencegah kontak antar unggas dengan burung liar, tikus, dll
Dekontaminasi :
Melakukan desinfektan terhadap sarana peralatan, banunan kandang, pakaian, alas kaki, kendaraan yang bersentuhan dengan unggas sakit/tertular
Desinfektan yang dapat digunakan antara lain : sediaan amonium kuartener, formalin 2-5%, iodium, senyawa fenol, natrium/kalium hipoklorit, dll
Pelaksanaan Disposal/Penguburan :
Lokasi pembakaran/ penguburan harus di lokasi peternakan dengan jarak minimal 20 meter dari kandang terdekat dan jauh dari penduduk
Lubang tempat disposal dengan kedalaman minimal 1 meter setelah ditutup tanah, disiram dengan kapur
Pengawasan lalu lintas ayam daging, ayam telur dan bibit ayam(atau unggas lainnya) dengan disertai Surat Keterangan dari Dokter Hewan Pemerintah / Dokter Hewan berwenang
Pelaksanan Vaksinasi / Pengebalan pada Daerah Tertular :

Vaksinasi yang dipergunakan adalah vaksin inaktif
Vaksinasi dilakukan hanya untuk unggas sehat, dengan penyuntika secara individu terhadap seluruh populasi terancam (100% populasi)
Program Vaksinasi :
Ayam Pedaging (broiller) dilaksanakan pada umur 4-7 hari , dengan dosis 0,2 ml dibawah kulit pada pangkal leher
Ayam Petelur (Layer) dan pembibitan (Breedar) :
Umur 4-7 hari, 0,2 ml di bawah kulit pada pangkal leher
Umur 4-7 minggu, 0,5 ml dibawah pada pangkal leher / otot dada / otot paha
Setiap 3-4 bulan diulang 0,5 ml pada otot dada / otot paha

Tidak ada komentar: