Pesan Cheemew Fars

PESAN DARI Image and video hosting by TinyPic :

LIHAT, BACA, CATAT

MARI BERKARYA

Tunjukan kemampuan diri dengan menghasilkan karya nyata

NOW or NEVER

Minggu, 27 Februari 2011

REVOLUSI PSSI!

Sepak bola oh sepak bola, bola satu jadi rebutan, ditendang-tendang, pemainnya saling tendang dibuang, yang ngurus pecundang curang harus ditendang.

Sepak bola di 'sini' saat ini hanya jadi ajang judi, generasi sepak bolanya hanya jadi pemimpi. Bicara sepak bola, bagi ku, bicara mimpi aku sebagai anak bangsa untuk meraih prestasi. Benar. Aku masih bermimpi tentang sepak bola di Indonesia yang berprestasi membanggakan dan meluasnya pembinaan bagi generasi mudanya. Tapi apa kenyataannya saat ini, aku mungkin akan terus bermimpi dan semakin kecewa. Pastinya aku sangat kecewa sama yang ngurus sepak bola di Indonesia ini, siapa lagi kalau bukan PSSI dan Pemerintah-nya juga.

Pengurus PSSI sekarang ini mungkin pemikirannya sedang 'jelek'. Mereka tidak lebih baik dari kami yang pernah hidup di 'jalanan'. Jika mereka menganggap dirinya pintar jadi pengurus, harusnya mereka sadar, bukan pintar nyari hidup semata di sepak bola dengan cari keuntungan penghasilan semata yang 'katanya' capai milyaran (woooowww!), tapi harusnya pintar lebih banyak bikin pembinaan dan pembangunan untuk raih prestasi yang membanggakan. Sudah 4 Presiden yang menjabat Negeri ini dari yang terakhir diberi prestasi, dan sepanjang itu juga Presiden belum diberi hadiah prestasi lagi, termasuk kami para 'jelata' yang meratap menatap hasil.

Ah, aku jadi geregetan. Langsung ajalah ketujuan dan harapannya seperti yang telah ditulis di artikel “Untuk Sepak bola” rombak dan selamatkan PSSI sekarang juga. Ya, Revolusi PSSI! Betul, ganti dan rombak kepengurusan PSSI, apakah itu yang di 'Senayan' ataupun yang di Daerah. Ganti mereka dengan yang benar-benar cinta sepak bola yang ingin memajukan, membangun dan meraih prestasi bukan mengumplkan keuntungan semata. Terutama ganti Ketua Umum, Wakil, Sekretaris Jendral, Bendahara maupun pengurus lainnya yang tidak benar-benar cinta sepak bola yang hanya inginkan penghasilan semata dan tidak pernah mau mendengar jeritan kami 'jelata sepak bola'. Untuk calon penggantinya, yang penting punya tujuan nyata untuk melakukan pembangunan, pembinaan dam prestasi sepak bola Indonesia. Dan yang paling utama juga HARUS TEGAS dan jangan membawa 'bendera partai politik' seperti yang diemban Ketua Umum PSSI saat ini. Kembali pada artikel “Untuk Sepak bola” tersebut, jika memungkinkan aku juga bersedia menjadi pengurus PSSI. Itupun juga kalau ada yang mau dukung, namun hal ini akan jadi tidak mungkin. Karena aku hanya jelata dan itu tidak akan dimungkinkan berada bersanding disinggasana istana PSSI. Lagian umurku juga belum 30 tahun, dan di sepak bola aku hanya berprestasi di tingkat amatir kampung, yaitu sebagai kapten yang membawa Cimeong RW 06 menjadi jara ketiga piala antar 2 Desa, Desa Dompyong Wetan dan Dompyong Kulon. Yang aku punya saat ini untuk sepak bola hanya Tekad dan Tujuan nyata. Namun kenyataannya itu bukan modal utama, modal utama tentunya adalah dana. Ya dana untuk mendapat suara, dan ini apakah masih lumrah?

Berandai-andai ah. Seandainya aku jadi ketua umum PSSI, apa sih tekad, tujuan dan ketegasan yang akan dilakukan. Yang pasti bukan untuk mendapat bayaran tinggi, aku tidak harapkan itu. Aku harapkan kemajuan, pembangunan, pembinaan dan prestasi untuk sepak bola Indonesia. Aku tidak mengharapkan bayaran dan penghasilan, tidak dibayar pun aku Iklas Ridho Lilahita'alla. Karena aku cinta sepak bola sepenuh jiwa ragaku, dan demi sepak bola aku rela kehilangan kakiku.

Tekad dan tujuanku untuk sepak bola dan futsal di Indonesia punya 7 garis besar. Yaitu:

  1. Memperbaiki kualitas turnamen yang sudah ada

  2. Membuat turnamen lebih banyak lagi

  3. Membuat dan membangun pembinaan yang berjenjang dan berkualitas dengan berkala

  4. Membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana

  5. Membentuk Tim Nasional dan klub yang berprestasi dunia

  6. Membentuk kepengurusan yang lebih tegas, solid dan terbuka

  7. Menjadikan Sepak bola sebagai industri, pendidikan dan pariwisata

Ketujuh garis besar tersebut tentunya akan diurai lagi menjadi beberapa pokok. Dimana suatu saat pokok-pokoknya juga masih bisa dikembangkan lagi. Penjabaran dari pokok-pokok garis besar tersebut seperti ini, yaitu:

  1. Memperbaiki kualitas turnamen yang sudah ada:

  • Membuat peratururan yang tegas terhadap Klub, Pemain, Wasit dan Suporter. Contoh, klub yang terbukti melakukan penyuapan dan atau pengaturan hasil pertandingan akan dikenai denda dan sanksi berupa didegradasi;

  • Klub dituntut untuk lebih profesional lagi. Contoh, dengan tidak semata-mata mengandalkan dana dari APBD;

  • Mendatangkan wasit-wasit kelas dunia dan 'menyekolahkan' lagi wasit-wasit nasional;

  • Mempersatukan dan mengkordinasikan suporter. Contoh, unuk meminimalisir kerusuhan yang sering terjadi seperti sekarang ini(Mendamaikan Aremania, Bonek, Bobotoh, The Jak);

  • Mendatangkan secara berkala klub-klub terbaik di dunia untuk bertanding dengan klub-klub Indonesia

  1. Membuat turnamen lebih banyak lagi:

  • Membuat turnamen amatir tingkat desa, kecamatan, kota/kabupaten dan provinsi;

  • Membuat liga pelajar (SD,SMP,SMU) dan liga mahasiswa;

  • Membuat piala PSSI dimana pesertanya adalah klub LSI, Devisi utama,1,2 dan3, LPI, Klub Amatir, klub mahasiswa, klub perusahaan dan intansi;

  • Merekomendasikan membuat piala AFF/Asia Tenggara versi klub;

  • Merekomendasikan membuat piala AFF/Asia Tenggara versi Pelajar dan Mahasiswa

  • Klub LPI masuk PSSI, dan berhak ikut Piala Indonesia

  1. Membuat dan membangun pembinaan yang berjenjang dan berkualitas dengan berkala:

  • Membuat lebih banyak lagi Sekolah Sepak Bola (SSB) dan mencarikannya sponsor;

  • Bekerja sama dengan Mendiknas dan Menpora untuk mengelar dan memsosialisasikan liga pelajar dan menjamin pendidikan dan memberikan beasiswa;

  • Membuat Liga U9, U12, U15, U17, U19, U21, U23 yang lebih baik;

  • Pencarian Bakat ketiap pelosok daerah dan yang berada di Luar Negeri;

  • Mengirirm Pemain muda ke Negara dan Klub-klub terbaik di Dunia;

  • Mendatangkan pelatih bakat terbaik;

  • Memperbanyak pertandingan baik lokal maupun internasional;

  • Membuat pusat pelatihan ditiap daerah yang bermutu;

  1. Membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana:

  • Membuat lapangan dan stadion baru lebih banyak lagi;

  • Memperbaiki kembali Yang terbengkalai dan rusak, dengan tarap internasional;

  • Mengusahakan untuk mencegah penggusuran lapangan;

  • Mendirikan Sekolah Pendidikan formal sepak bola (SD,SMP,SMA,Akademi);

  • Mendirikan Sekolah Perwasitan;

  • Membuat pusat pendidikan bagi suporter;

  • Membuat pusat pelatihan dan pendidikan kepengurusan klub

  • Membuat pusat kesehatan/medis sepak bola

  1. Membentuk Tim Nasional dan klub yang berprestasi dunia:

  • Memperbanyak pertandingan, tiap 2 bulan TimNas mengadakan pelatnas dan uji tanding;

  • Mendatangkan pelatih terbaik dunia;

  • Mengirim Timnas untuk berlatih dan bermain di klub-klub dan negara terbaik di dunia;

  • Menata jadwal turnamen klub supaya tidak bentrok dengan latihan Timnas;

  • Memberikan ganti bagi klub yang pemainnya masuk Timnas;

  • Mendatangkan Pemain kelas dunia untuk mendongkrak prestasi klub;

  • Klub akan dibantu pengurusan dalam mendatangkan pemain dan pelatih;

  • Mendatangkan klub-klub dan Timnas negara lain untuk bertanding melawan klub Indonesia maupun TimNas Indonesia

  1. Membentuk kepengurusan yang lebih tegas, solid dan terbuka:

  • Kepengurusan akan lebih bersifat terbuka;

  • Tegas, jujur dan adil dalam menegakan peraturan;

  • Pengelolaan dana lebih transparan dan diaudit secara berkala oleh publik dan independen;

  • Setiap masalah selalu dimusyawarahkan bersama;

  • Setiap Kegiatan selalu terbuka untuk umum;

  • Tidak membawa sepak bola kejalur politik;

  • Pengurus tidak boleh punya kepentingan pribadi ataupun golongan;

  • Bertanggung jawab penuh pada amanat tugas yang diberikan;

  • Membuat pusat pengaduan masalah, kritik dan saran yang lebih terbuka;

  • Membuat dan menyampaikan laporan secara berkala pada publik tentang program yang sedang dikerjakan;

  • Berisap untuk mengundurkan diri dan diganti, bila kinerjanya tidak bagus

  1. Menjadikan Sepak bola sebagai industri, pendidikan dan pariwisata:

  • Klub dijadikan perusahaan dengan menjual sahamnya ke publik;

  • Tiap pertandingan dijadikan pusat informasi, pendidikan dan pariwisata bagi publik;

  • Pertandingan/Turnamen sebagai promosi langsung bagi sponsor dan referensi bagi masyarakat;

  • PSSI, Klub, Pemain dan Suporter, maupun wasit dibentuk usaha kemitraan bersama dalam bentuk koperasi;

  • PSSI dan Klub dijadikan usaha untuk menyerap karya suporter (masyarakat umumnya) dan menciptakan lapangan kerja;

  • Membuat musium sepak bola yang lengkap;

  • Dibuat jalinan kerjasama antara sponsor, klub, pemain dan suporter yang saling menguntungkan dalam sebuah market jaringan

Selama ini (dalam 5 tahun terakhir) 4 kelompok suporter besar di Indonesia, yaitu: Aremania(suporter dari Arema Indonesia), Bonek(suporter dari Persibaya Surabaya), Bobotoh/Viking (suporter dari Persib Bandung), dan The Jakmania(suporter dari Persija Jakarta), Sepertinya tidak pernah akur dan yang ada selalu saling ejek. Jangankan antar suporter, dalam satu suporter aja sering terjadi tawuran. Menurut aku, ini tidak bisa dibiarkan. Mereka sendiri akan rugi, begitu juga dengan klub yang akan kehilangan dukungan fanatik disetiap pertandingan juga akan kehilangan 'sedikit' pemasukkannya. Sponsor juga rugi, karena seharusnya mereka lebih banyak lagi mendapat promosi langsung dari kehadiran kedua kubu suporter di stadion. Seandainya, keempat suporter ini dapat duduk bersama, tanpa saling ejek dan tawuran dalam setiap pertandingan klubnya, sudah bakal tentu sepak bola Indonesia akan lebih maju lagi (baik klub dan Tim Nasional Indonesia tentunya). Pertanyaan dan harapan dari aku, "Hei, kalian AREMANIA, BONEK, BOBOTOH-VIKING, THE JAKMANIA Kapankah kalian akan damai dan bersatu kembali? Ingatkah kalian, ketika masih bisa duduk bersama dan itu sekitar 15 tahun yang lalu. Dan sekaranglah saatnya kalian BERSATU!!!"

Sebenarnya masih banyak lagi pokok-pokok tujuannya yang masih belum disebutkan diatas. Akan tetapi, hal ini akan menimbulkan tanya yang besar, “Sanggupkah aku untuk mengemban amanat tugas yang diberikan dan menjalankan apa yang telah diprogramkan sebagai tujuannya?”. Jawabannya, aku harus mampu. Dan aku yakin aku sanggup. Mungkin bila Tuhan berkehendak jika aku diberi kesempatan untuk mewujudkannya, maka dengan senang hati aku akan menjalankannya.

Kalau saja ini hanya jadi sebuah angan, namanya juga berandai-andai, semoga saja nantinya ada ketua umum yang menjadikan ini sebagai bahan kajian untuk bisa mendapat ide yang sama dan tentunya lebih baik lagi dari ini.

Semoga saja harapan aku untuk SEPAK BOLA INDONESIA bisa terwujud. Yaitu, TERCAPAINYA KEMAJUAN, PEMBANGUNAN, PEMBINAAN DAN PRESTASI YANG LEBIH BAIK LAGI.

REVOLUSI PSSI!!!

HIDUP dan JAYALAH SEPAK BOLA INDONESIA!!!

Sabtu, 26 Februari 2011

Untuk Sepak Bola Indonesia

Akhir-akhir ini banyak orang bicara tentang sepak bola di Negeri ini. Mulai dari yang berbicara tentang prestasi hingga kepengurusannya. Untuk prestasi, apasih prestasi yang sudah dicapai paling tidak 10 tahun terakhir? Silahkan anda semua yang menjawab. Untuk kepengurusan tentunya akan selalu terkait dengan yang namanya organisasi sepak bola itu sendiri tentunya yang ada di Indonesia, apalagi jika bukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau yang biasa disingkat PSSI. Benar saja, saat ini banyak orang yang berbicara tentang PSSI. Hal ini dipicu dari ketidak becusan orang-orang yang mengurus PSSI itu sendiri. Mereka tidak becus meraih prestasi, tidak becus menjalankan ketegasan dalam peraturan, tidak becus mengemban amanat yang diberikan karena mereka (PSSI – pusat yang ada di Senayan) seakan telah buta matanya, telah tuli kupingnya dan telah kotor hatinya. Revolusi PSSI seakan menjadi harga mati yang disuarakan seluruh masyarakat sepak bola di Indonesia ini. Walau masih ada saja yang mendukung mereka untuk tetap bercokol di PSSI saat ini, namun menurut saya pendukung itu adalah koloni pengurus PSSI sekarang.

Sepak bola sering kali membuat darah saya bergejolak memanas dan memuncak. Saya adalah orang yang cinta pada sepak bola sehidup-semati. Jiwa raga ini sepenuhnya cinta terhadap sepak bola. Dari kecil sampai sekarang dan hingga mati nanti saya akan tetap cinta dan ada untuk sepak bola. Saya akan tetap bersuara walau deretan proyektil meletup di tubuh ini.

Disini saya akan menjadi diri saya yang sepenuhnya cinta pada sepak bola, akan berbicara pada semua, pada pengurus PSSI pusat dan daerah, pemerintah, klub, pemain, dan suporter pencinta sepak bola tentunya. Sebagai awalan, saya ingin kita semua merenung kata-kata ini: "Sadarkah kita akan arti sepak bola pada diri kita?" Berbekal pertanyaan tadi, sudah sepatutnya saya untuk mengingatkan semua arti sepak bola bagi diri masing-masing. Dan sudah barang tentu saya bicara arti sepak bola bagi diri saya. Dimana sepak bola adalah rasa cinta, semangat untuk membuat hidup lebih indah untuk terus melewatinya. Sekali lagi saya disini akan berbicara mengingatkan semuanya tentang sepak bola.

Pertama saya akan mengingatkan pada orang-orang yang ada di PSSI yang mengurus sepak bola dan futsal itu. Ingat!!! Tujuannya apa bagi kalian memilih masuk jadi pengurus PSSI. Saya harap sih anda bertujuan untuk memajukan prestasi sepak bola dan masyarakatnya. Namun bila ada maksud lainnya silahkan anda keluar dari kepengurusan PSSI. Yang kedua tentunya saya alamatkan pada Pemerintah, yang pasti yang ngurusin olahraga sepak bola tentunya. Saya ingatkan, jangan sekali-kali tuan membekukan organisasi atau perkumpulan olahraga sepakbola khususnya, karena didasarkan tindakan oknum-oknum bangsat yang ngurus organisasi tersebut telah berbuat seperti bangsat keparat. Mengenai hal ini saya TIDAK setuju jika PSSI dibekukan oleh Pemerintah. Menurut saya, masih ada cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah yang sedang membelit sepak bola negeri ini. Yaitu, Pemerintah memanggil dan mendudukan bersama seluruh elemen sepak bola negeri ini. Panggillah oleh tuan, seluruh pengurus PSSI yang di Senayan, PSSI cabang daerah, Seluruh Klub dan pemain sepak bola dari Liga Super Indonesia (LSI), Divisi Utama (DU), Divisi 1(D1), Divisi 2(D2), Divisi 3(D3), Klub dan pemain Liga futsal Indonesia, Suporter tiap klub, Wasit, Mantan pemain Tim Nasional yang sudah tidak main lagi (anggap mereka sebagai sepuh sepak bola Indonesia), Perwakilan klub dan pemain Liga Primer Indonesia (LPI- walau PSSI yang arogan tidak mau mengakuinya, demi sepak bola Indonesia LPI juga harus diturutsertakan), KONI, KOI dan tentu dari pihak Pemerintah sendiri. Semua didudukan bersama dalam satu musyawarah. Membahas inti dari satu masalah, "APASIH YANG DIHARAPKAN DARI PSSI SELAKU INDUK SEPAK BOLA DI INDONESIA UNTUK SEPAK BOLA INDONESIA KEDEPAN-NYA?". Masasih kaya gini aja Pemerintah tidak bisa menanganinya? Bila tuan ragu dan tidak bisa, maka saya sendiri YANG AKAN MENGEKSEKUSI SEMUANYA ini disini. Dan yang ketiga saya sampaikan untuk para pelaku sepak bola itu sendiri, saya ingatkan bahwa sepak bola di negara ini merupakan alat perjuangan yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia.

Saya ingin bercerita tentang sepak bola dan diri saya. Semuga ini bisa menjadi suatu yang dapat mengingatkan kita semua tentang arti sepak bola ini bagi kita semua. Dari dulu hingga saat ini dan seterusnya selalu ingin bermain dan bermain sepak bola, ngurusin sepak bola hingga saya mati nanti. Saya hampir saja sempat kehilangan kedua kaki saya karena sepak bola, tapi saya tidak mempermasalahkan hal itu. Dan tidak sedikitpun rasa cinta saya pada sepak bola semakin berkurang yang ada malah rasa cinta ini bertambah pada sepak bola. Walau orang tua saya melarang saya untuk bermain sepak bola, saya akan tetap bermain dan akan selalu mencintai sepak bola sampai akhir hayat kelak. Kata pemikiran mereka sepak bola itu 'Bal' alias bala'i (celaka) dan 'gol' adalah gulung (berkelahi). Menurut saya ini tidak bisa diterima, jika berpikir negatif tentang sepak bola maka negatiflah hasilnya.

Namun hal ini berbeda dengan pendapat dan kenyataan dari buyut dan para sepuh yang pernah berbincang dengan saya tentang sepak bola. Saya akan bercerita tentang kenangan tersebut yang masih saya ingat. Menurut Mpa Otin, kakek saya (ayah dari bapak saya), bahwa sepak bola itu sebagai ajang pemersatu rakyat. Namun disayangkan setelah era Orde Baru, sepak bola seakan menjadi bahan perpecahan dan permusuhan antar masyarakat. Menurtu para sepuh disekitar Mpa Otin itu dulunya pejuang, namun tidak mau jadi veteran dan hal ini dibenarkan oleh beliau. Mpa Otin itu dulu ketika jaman penjajahan Belanda pernah diajar oleh Pak Soekarno (Presiden pertama RI). Menurut Mpa Otin, Bung Karno berjuang salah satunya dengan sepak bola. Walau saat itu sepak bola belum begitu familiar namun tidak sedikit juga rakyat yang memainkannya. Salah satunya ketika dibentuk perkumpulan pemuda wilayah Cirebon, mempersatukannya dengan sepak bola. Hal ini pun dibenarkan oleh beberapa sepuh yang pernah berbincang dengan saya tentang perjuangan dan sepak bola. Disayangkan memang, saya tidak mendapatkan ini dipelajaran sekolah dulu. Kalau Bung Karno itu menggunakan sepak bola sebagai alat perjuangan. Tapi saya percaya dengan perkataan para sepuh tersebut. Paling tidak dengan adanya Istora Senayan dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno yang megah sebagai buktinya, walau tak bisa saya berikan bukti nyata sebelum kemerdekaan kiprah antara Bung Karno dan sepak bola sebagai alat perjuangan. Selain itu juga ada pula cerita dari sepuh di Cibinong Bogor, yang mengatakan bahwa sepak bola adalah alat pemersatu dan perjuangan rakyat. Kata beliau, bahwa Pak Mohamad Hatta itu suka akan sepak bola, dan kata beliau bahwa ia sering melihat Wakil Presiden RI yang pertama itu bermain sepak bola. Dan lagi-lagi saya harus percaya walau saya tidak bisa membuktikannya. Namun paling tidak perkataan sepuh dari Cibinong tersebut ada yang meng amini-nya. Yaitu, sepuh dari Cimanggis Depok. Waktu itu saya hendak berkunjung ke rumahnya Bang Iwan Fals. Menurut beliau benar kalau dulu Kedua Proklamator RI tersebut menggunakan sepak bola sebagai alat perjuangan. Beliau sempat pula menyaksikan beberapa kali permainan Sang Proklamator RI dalam mengolah bola. Dan si Kakek renta tersebut masih ingat betul ultimatum yang diberikan Sang Proklamator tentang permainan sepak bola, "BERMAINLAH SEBAIK MUNGKIN, BIKIN SEMANGAT RAKYAT YANG MENONTON, JANGAN BERBUAT KASAR, KARENA SEPAK BOLA BUKAN BERPERANG, INI (sepak bola) ADALAH PERJUANGAN DAN PERSATUAN BANGSA". Dan hal-hal inilah yang membuat saya semakin bangga dan cinta pada sepak bola.

Dari cerita para sepuh diatas, mungkin anda tidak percaya karena buktinya tidak bisa ditunjukan, tapi yang perlu anda cermati, banyak klub sepak bola Indonesia yang berdiri sebelum kemerdekaan begitu juga dengan PSSI-nya. Yang saya ketahui tentang sepak bola Nasional, juga bukti bahwa Tim Nasional Indonesia adalah negara pertama di Asia yang ikut turnamen Piala Dunia 1938 di Prancis. Untuk sebab itu bagi semua elemen sepak bola, saat ini harus berbenah secepatnya sekarang juga demi mengembalikan cita-cita bangsa akan tujuan sepak bola. Yaitu, prestasi yang membanggakan bagi rakyat, sepak bola yang bisa membangun masyarakatnya, yang dapat mempersatukan seluruh elemen Bangsa. Bagi para pengurus PSSI sekarang, kasus suap, korupsi dan perjudian haruslah dapat membuktikan kalau itu tidak lah benar, dan yang pastinya sikap tegas benar dan jujur harus diutamakan selain prestasi tentunya. Jika kalian tidak juga kunjung becus ngurus sepak bola di Negeri ini, saya juga siap menggantikan kalian. Demi terwujudnya kembali tujuan dari sepak bola Bangsa ini. Dan untuk Pemerintah, saya ingatkan untuk bisa mewujudkan kembali tujuan tersebut dengan mengambil keputusan yang bijaksana dengan dimusyawarhkan terlebih dahulu. Dan bagi pelaku sepak bola (klub, pemain, Suporter, wasit, media) haruslah bisa berpikir dewasa dan bersikap sportif. Janganlah bermain curang dan kasar karena itu salah besar. Janganlah berbuat onar dan kerusuhan, itu hanya akan merugikan sendiri dan membuat sepak bola bangsa ini semakin terbenam dilembah suram. Berbuatlah adil bila jadi pengadil. Kabarkanlah berita sesuai dengan kenyataan.

Ingatlah!!! saya tidak akan pernah rela bila sepak bola dijadikan alat dan dicampur-adukkan dengan tujuan partai politik. Saya tekankan jangan sampai ini terbukti kejadian dikemudian hari, maka saya tidak akan pernah memilih partai politik tersebut. Saya juga menyarankan pada semua elemen sepak bola untuk tidak memilih partai politik tersebut. Dan sekali lagi saya ingatkan, sepak bola adalah kebanggan bagi masyarakat, pemersatu bangsa, penyemangat hidup rakyat, dan sepak bola adalah milik rakyat. Jadi siapa saja orangnya yang berhak dan sesuai peraturan yang benar dan tidak didibuat untuk suatu tujuan kepentingan golongan. Jadi siapa pun berhak mengelola PSSI dan menjadi Ketua Umumnya. Syarat jadi ketua umum PSSI harusnya sepeti ini (menurut saya):

  • warga Negara Indonesia dan tinggal di Indonesia

  • Aktif di Sepak bola maupun futsal

  • Bukan mantan atau narapidana

  • Bukan Anggota Partai Politik (jika benar, harus bersedia menaggalkannya)

  • Umur (sesuai syarat minimal organisasi)

Dan siapa-siapa saja yang berhak memilih untuk jadi Ketua Umum, Wakil dan Sekretaris Jendral PSSI:

  • PSSI pusat dan daerah (Sebagai yang bertanggung jawab atas persepak-bolaan di Indonesia)

  • Klub, Pemain, Suporter LSI, DU, D1, D2, D3 dan Liga Futsal tentunya (Sebagai pelaku langsung yang profesional di sepak bola Indonesia)

  • Wasit

  • KONI (Sebagai ibu dari semua cabang olahraga termasuk sepak bola di Indonesia)

  • KOI (yang ngurusin cabang olahraga untuk berlaga di internasional dalam Olimpiade)

  • MENPORA (Wakil pemerintah yang bertanggung jawab atas perkembangan Olahraga)

  • KAPOLRI (Yang ngurusin keamanan di pertandingan sepak bola)

  • LPI (Jika saya jadi ketua, saya masukan ke PSSI dan berhak punya suara)

Cara pemilihannya: Setiap hak suara diberi kertas dan menuliskan nama calonnya, 1-Ketua Umum, 2-Wakil, 3-SekJen. Saya rasa semuanya bisa menulis dan membaca.

Ini hanya saran dari saya sebagai orang kecil yang sangat cinta akan sepak bola. Syukur- syukur bisa jadi patokan nantinya. Sekali lagi saya hanya mengingatkan pada semua pihak. Karena sudah sejak lama saya ingin menyampaikan hal ini dan karena saat inilah saya rasa momentum yang pas untuk menyampaikannya. Dan tidak akan bosan saya mengingatkan akan hal ini. Satu lagi bahwa saya sangat setuju dengan REVOLUSI PSSI. Karena sudah saatnya sepak bola kita berbenah. Bagi kawan-kawan yang berdemo menyuarakan Revolusi PSSI saya mendukung. Namun saya berpesan, jangan sampai kita berbuat anarkis dan ricuh hingga merusak, sebisa mungkin dan harus jangan sampai terjadi.

Ayo sudah saatnyalah kita berbenah, demi kemajuan sepak bola dan masyarakatnya tentunya juga. Karena ada banyak hal dari sepak bola ini yang bisa diraih untuk Bangsa Indonesia yang tercinta ini.

AYO BANGKIT, AYO BANGKIT, AYO REVOLUSI PSSI SEKARANG JUGA!!!

JAYALAH SEPAK BOLA DAN RAKYAT DAN BANGSA INDONESIA!

Sebuhkan dari Penyakit Korupsi

Bicara Indonesia yang sedang mengalami sakit yang tidak juga kunjung sembuh, rasanya malu untuk membahasnya saat ini. Sakit disini bukan sakit raga setiap rakyatnya, akan tetapi lebih pada moral dan kehidupan bangsa ini. Malu rasanya diri ini bila tentang kehidupan di Negeri ini. Malu untuk bicara tentang 'ketegasan dalam menjalankan kewajiban'.

Sekarang ini banyak yang sedang membicarakan tentang kepentingan yang bisa menguntungkan diri sendiri. Sementara itu, tidak sedikit juga yang mengabaikan kewajibannya, demi mendapat hak yang sepenuhnya (bila bisa hak orang lain pun diambil juga). Salah satu hak itu adalah, hak untuk mendapat penghasilan atau kekayaan. Memang orang hidup itu diwajibkan untuk mencari penghasilan untuk nafkah hidupnya.

Wajib mencari nafkah penghasilan itu sendiri adalah penghasilan yang baik alias halal, tidak dengan kecurangan melanggar hukum atau haram. Akan tetapi untuk saat ini, berbagai cara pun dilakukan untuk mendapat penghasilan yang bisa membuat kaya. Tidak peduli walau itu melanggar hukum. Dan salah satu tindakan tersebut adalah serakah, yang memang melanggar hukum itu yang membuat sakit bangsa ini sekarang.

Sakit Bangsa ini disebabkan penyakit serakah untuk memperkaya kehidupan. Serakah itulah yang jadi penyebab orang tidak peduli untuk mengambil yang bukan haknya, walau itu melanggar hukum. Serakah merupakan sumber masalah, karena serakah akhirnya orang jadi korupsi. Ya, korupsi akibat rasa serakah itulah bangsa ini sakit yang tidak juga kunjung sembuh.

Korupsi seakan sudah jadi nafas di Negeri ini. Kata korupsi sendiri saya ketahui sejak masih SD dulu. Dari dulu sampai saat ini, saya tidak percaya dengan ketegasan 'Negara' untuk memberantas pelaku korupsi. Kenapa demikian, karena saya tidak pernah mengetahui seberapa tegas pemberantasan itu dilakukan, karena memang buktinya juga tidak bisa berbicara, berbicara seberapa ketegasannya.

Kesemua pelaku korupsi itu mendapat hidup yang nikmat, walaupun ia akan diberikan ketegasan. Dari dulu saya berharap ketegasan dari Negara ini. Seandainya bisa tegas, tentunya telinga ini tidak akan terlalu sering mengengar kata korupsi ini. Harapannya sih bukan katanya saja yang hilang dari perbincangan, namun para pelakunya yang lenyap dari kehidupan ini.

Tiap kali mendengar kata korupsi, suadah barang tentu saya ingat dengan pelaku korupsi yang 'mengenalkan' kata korupsi dulu, siapa lagi kalo bukan 'Bapaknya korupsi (Bapak Koruptor)' Edi Tansil si manusia Rp1,3Trliun. Begitulah saya menyebutnya. Bagaimana ya kabarnya sekarang, kemana perginya, dimana dia sekarang? Ah, ada tidakkah yang masih mencari si Bapak 1,3T ini untuk diberi ketegasan hukum? Rasanya saya tidak yakin masih ada!!!

Jangankan Edi Tansil bapak koruptor yang saya kenal nama itu sejak jaman saya SD dulu, sudah belasan tahun itu sirna. Sudah 5 Presiden juga yang saya lewati, dan kelima nya belum ada yang tegas terhadap para koruptor. Para koruptor masih bisa lenggak-lenggok bagai model yang tidak pernah bersalah karena serakah melangar hukum mengambil yang bukan haknya. Memang saat ini juga saya belum yakin jika ketegasan itu akan terwujud. Boro-boro si Bapak 1,3T, yang saat ini masih dicoba diadili aja belum tuntu bisa diberi hukuman yang tegas.

Ucap saya sih percuma saja jika hanya diberi ketegasan untuk menginapkan mereka, apakah 5 tahun, 10 atau 20 tahun, itu percuma. Yang bisa dibilang tegas itu contohnya (saat ini) adalah pemerintah China. TEGAS MENGHUKUM PARA KORUPTOR dengan HUKUMAN MATI dan SEMUA KEKAYAANnya DISITA.

Jika disini tidak bisa seTEGAS itu., saya ada sedikit saran untuk di'cemooh' oleh semua. Sekarang percuma saja, jika diberi ketegasan diinapkan 10 tahun misalnya. Tapi mereka bisa kembali 'berjinjit' dengan cepat karena mendapat 'guntingan' waktu inapan mereka. Jadi saran saya begini, dari pada tahunan mereka diinapkan (kasihan, jangankan tahunan, baru beberapa minggu saja mereka sudah tidak betah dan rindu sama keluarga) mending diberi wejangan seminggu saja sebagai ganti inapan mereka yang tahunan itu. Lantas wejangan nya apa? Hari pertama (24 Jam) ia harus minta maaf pada rakyat ini. Semua stasiun TV, radio, media cetak, dan di internet memuat pernyataan maaf dan pengakuannya kalau ia adalah sang koruptor. Hari ke2, ia turun kejalan membersihkan sampah-sampah di jalan dari mulai di Senayan sampai di Monas tanpa alas kaki, kaos oblong, kaki dirantai, dan diberi tulisan "AKU SEORANG KORUPTOR". Hari ke 3, ia harus berdiri hormat seharian di Tugu Proklamator. Hari ke 4, menulis kalimat "AKU MENYESAL JADI KORUPTOR" sebanyak 10000 kalimat di bawah Tugu Pancoran sambil duduk tanpa alas. Hari ke 5, mengucapkan "AKU MENYESAL TELAH KORUPSI dan AKU TIDAK AKAN MENGULANGINYA LAGI" di depan pintu masuk gedung DPR/MPR RI. Hari ke 6, keliling jalan kaki tanpa alas kaki, dari Gelora Bung Karno ke Taman Makam Pahlawan Kalibata terus ke Tugu Monas sambil menyanyikan lagu "AKU SEORANG KORUPTOR, TUKANG NYOLONG DUIT RAKYAT, DAN SEKARANG AKU MENYESAL, AKU BERJANJI TIDAK AKAN MENGULANGINYA LAGI". Hari ke 7, berendam seharian di kolam air mancur Bundaran HI, sambil menyanikan lagu diatas, dan diberi gambar dirinya yang besar dengan tulisan lagu tersebut. Selama tujuh hari ia harus puasa dari mulai bedug Subuh, sampai bedug Magrib. Selama tujuh hari juga ia tidak boleh ganti pakaian kaos oblongnya. Ia hanya boleh tidur 1 jam sehari, yaitu pada jam 02.00 s/d 04.00. Makannya sehari satu kali, yaitu makan ubi atau singkong mentah dan minumnya air dari pancuran Bundaran HI.

Sudah barang tentu diantara anda yang membaca akan banyak yang bilang ini penyiksaan yang tidak manusiawi. Itu wajar-wajar saja, karena disini belum bisa tegas, jadi saya beri alternative singkat. Jika dianggap tidak manusiawi, maka ia harus bersedia seluruh hartanya disita dan atau dihukum mati. Kalau seperti itu terus korupsi tidak akan pernah mati dan korupsi akan terus jadi cerita yang bersambung, bersambung tanpa ada akhir. Jika sudah demikian, maka tulisan seperti ini juga akan terus ditulis tanpa henti dan terus bersambung. Dan tulisan ini pun akan terus bersambung dan bersambung seperti sakit yang tidak kunjung sembuh, yang membuat saya malu akan Negeri ini yang tidak bisa tegas, seakan ini terus bersambung.

Bersambung!!!

Sabtu, 12 Februari 2011

Berbagi

Belajar memang diwajibkan bagi manusia, selama manusia itu masih hidup tentunya. Belajar memang sudah dimulai dari sejak manusia itu baru lahir hingga wafat tentunya. Salah satu untuk belajar adalah sekolah.
Ya, di sekolah kita dididik untuk belajar. Dari yang tadinya belum tau jadi tau, yang bodo jadi pintar. Tapi di sekolah kita belajar itu kebanyakan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pelajarannya, menurut saya, banyak yang dipaksakan.
Padahal klo ditanya pada siswa-nya, sekolah itu nantinya utuk apa? Kebanyakannya sih initinya untuk memudahkan mencari kerja dengan begitu uang akan mudah juga didapat.
Nah, sekarang bagi siapapun yang masih sekolah, baik itu di SD, SMP, SMA, atau Perguruan Tinggi, bagi kalian untuk apa sih sebenarnya belajar (sekolah) itu? Apa mengharapkan pendapatan alias uang yang banyak, jabatan yang tinggi atau apa?
Lalu akan kemana selepas sekolah/kuliah? Adakah yang bersedia kembali ke tempat itu untuk sedikit berbagi pelajaran yang didapat di luar sana (selepas sekolah/kuliah) bukan sebagai Guru tentunya, akan tetapi sebagai kawan bagi adik kelas.
Bagi yang masih sekolah apa sih yang masih diharapkan di sekolah yang belum kesampaian? Dan tentunya yang sudah keluar(alumni), apa sih harapan-nya yang belum kesampaian di sekolah.
Ada yang bersedia berbagi ni, tentunya bagi yang masih bersedia untuk belajar. Bagi kalian semua yang masih atau sudah keluar tapi masih ingin melanjutkan pendidikannya ada sedikit bantuan dari sekelompok orang yang berbaik hati untuk berbagi pada kita semua.
Mereka itu orang yang pernah nawarin aku kerja sama (yang jadi temanku di Facebook mungkin ada yang pernah tau tentang ini) tapi waktu itu aku masih banyak mikir. Akhirnya 'kejungkir" umurpun makin ngalir.
Disini kita akan ngasih sedikit dana bagi yang "mau" ngelanjutin belajarnya. Akan tetapi ada syaratnya. Namun tenang saja syaratnya mudah ko.
Ini syarat-syaratnya:
  1. Kasih komentar di artikel ini, untuk kami tindaklanjuti ke"mau"an kalian untuk belajar
  2. Jejang pendidikan bebas, (setara) SD, SMP, SMA, atau Kuliah.
  3. Umur max 23 tahun (jadi aku ga bisa ikut) ketika dapet dananya
  4. Tidak terlibat kasus pidana, tawuran, Narkotika dan miras
Aku sih berharap masih diberi kesempatan untuk belajar, berbagi bila adahal yang seperti ini. Semoga aja ini bisa jadi awal yang baik bagi kehidupan pendidikan di Negeri ini. Dan pastinya akan banyak diantara kalian yang bertanya. "Benar tidak sih?" Ya, ini benar, bukan penipuan. Aku diharuskan netral dalam hal ini oleh mereka. Yang nilai mereka, jadi jangan harap bisa NEPOTISME disini.
Namun mohon maaf, untuk dana yang akan diberikan tidak bisa disebutkan. Untuk pemberian akan diberikan pada semesteran.
Oh ya, jangan lupa klo nulis komentar-nya, akun nya bisa pake akun FB atau email yang bisa dihubungi, jangan sebutkan Alamat, Usia dan nomor telepon. Yang terpilih akun nya akan dimuat di Blog ini(http://cheemewfars.blogspot.com), dan akan dihubungi setelah dimuat.
Selamat Belajar!!!